Alasan utamanya, microphone adalah salah satu piranti yang sangat penting untuk keperluan pertunjukan langsung maupun perekaman suara. Dengan adanya berbagai tipe dan merek microphone di pasaran seringkali kita bingung baiknya memilih yang mana. Asal beli microphone, walaupun yang dipilih harganya murah sekalipun sama saja dengan membuang uang.
Kualitas microphone juga sangat memengarui kualitas suara yang dihasilkan. Akan tatapi microphone yang mahal belum tentu kwalitas suaranya bagus. Bisa saja harga microphone mahal tapi saat dicoba hasilnya kurang memuaskan, itu bisa saja terjadi dikarenakan salah dalam penggunaanya maupun penempatanya.
Dalam memilih microphone anda harus mengetahui karakteristik dari jenis microphone yang akan anda gunakan. Misalnya dari sisi penerimaan suara apakah harus lurus dengan sumber suara (Unidirectional) atau bisa dari segala arah (Omnidirectional). Selain itu harus diperhatikan pula untuk apa microphone digunakan, misal untuk vocal atau alat musik seperti Gitar,Drum,dll.
Pada dasarnya hanya ada 2 jenis microphone yang umum digunakan untuk keperluan live performance pada sound system lapangan maupun recording, yaitu :
1. Microphone Kondensor
Pengertian Microphone Kondensor adalah tipe microphone yang memiliki sensitivitas sangat baik terhadap perubahan Frequency. Hasil suara yang dikeluarkan dari Mic jenis ini umumnya lebih keras. Untuk dapat beroprasi Mic kondensor memerlukan tegangan catu yang berasal dari mixer sound system atau sumber yang lain yang disebut tegangan Pantom.
Microphone Kondensor sering digunakan untuk keperluan rekaman di Studio, karena jika dipergunakan untuk live performance Mic jenis Kondensor terlalu sensitif terhadap suara sehingga hasilnya kurang bagus. Selain itu microphone kondensor juga lebih rentan (jika terjatuh) dibandingkan dengan microphone dinamik.
Microphone kondensor dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
a. Large Diaphragm Microphones (LDM)
Banyak dipergunakan untuk aplikasi vocal recording atau untuk mendapatkan karakter “deep” sound dari instrumen. Karena microphone jenis ini sangat sensitif, biasanya diperlukan pop-screen agar suara yang dihasilkan tidak terdistorsi (cacat)
b. Small Diaphragm Microphones (SDM)
Dibandingkan dengan LDM, tipe microphone ini lebih menghasilkan frekuensi suara yang seimbang. Tidak condong ke low frequency seperti halnya LDM. Jika Mic digunakan untuk mendapatkan karakter suara yang seimbang maka gunakanlah Mic Kondensor type SDM.
2. Microphone Dinamik
Microphone Dinamik lebih tahan banting dibandingkan dengan Mic kondensor. Oleh karena itu banyak dipergunakan untuk aplikasi live performance. Tipe microphone ini menggunakan bahan particular yang sangat tahan terhadap kelembaban udara, serta meskipun dalam menggunakanya sering terjadi kesalahan, kualitas suara yang dihasilkan masih tetap baik.
Tidak seperti Mic kondensor, tipe microphone ini tidak memerlukan power supply untuk bisa berfungsi. Kelemahan dari tipe microphone ini adalah kualitas output suaranya yang secara umum tidak seakurat Mic Condensor. Selain itu respon frekuensinya juga terbatas.
Keterbatasan respon frekuensinya tersebut menjadikan tipe microphone ini cocok dipergunakan untuk keperluan rekaman atau aplikasi-aplikasi yang memerlukan output volume suara yang cenderung kencang. Contoh tipe dynamic microphone yang sangat populer adalah Shure SM57 (instrumen) dan Shure SM58 (vocal).
Lalu, bagaimana memilih Microphone yang baik?
Jawabanya adalah sesuaikan dengan kebutuhan anda. Jika anda memerlukan Mic untuk rekaman atau live performance maka pilihlah jenis Mic sesuai karakteristik diatas.
Untuk masalah biaya bisa ditekan seminimal mungkin, pilih Mic dengan kualitas yang baik dan yang bermerek terkenal meskipun harganya sedikit mahal. Karena jika anda membeli Mic dengan Harga Murah keawetanya di pertanyakan, jangan-jangan baru sebulan digunakan sudah minta yang baru.